Kisah Inspiratif: Pria 26 Tahun Sukses Budidaya Lele dengan Omzet Rp 500 Juta Per Bulan

Gustavian Ahmad Rifai, pemuda 26 tahun yang sukses bisnis budidaya lele. (Foto: Serambinews)

Inovasi.Online | Pendidikan - Gustavian Ahmad Rifai, seorang pemuda berusia 26 tahun yang merupakan lulusan Manajemen dari Universitas Airlangga (Unair), telah mencapai kesuksesan yang mengesankan dalam bisnis budidaya lele. Ia telah berhasil membawa bisnis budidaya lele bernama Tanah Air Farm meraih omzet hingga Rp 500 juta per bulan, dengan produksi panen mencapai 12 ton setiap bulannya.

Budidaya lele yang dilakukan oleh Gustavian berlokasi di kawasan Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Gustavian memulai perjalanannya dalam budidaya lele dengan inspirasi dari teman-teman yang telah lebih dulu terlibat dalam bisnis serupa, baik dalam skala kecil maupun besar. Ia merasa tertarik dengan perkembangan lele yang tumbuh dari pemberian makan hingga menjadi besar dan siap panen.

"Saya merasa senang melihat lele tumbuh besar dan siap untuk panen. Itu membuat saya tertarik," ungkap Gustavian dalam wawancara di YouTube PecahTelur.

Gustavian mengakui bahwa awalnya ia memulai dengan mencari peluang di dunia budidaya lele melalui pencarian informasi di internet mengenai potensi pasar. Berdasarkan data dari dinas perikanan, permintaan konsumsi ikan air tawar terbesar adalah lele.

"Data menunjukkan bahwa permintaan terbesar untuk ikan air tawar adalah lele, dan itu membuat saya semakin yakin bahwa ini adalah peluang yang menjanjikan," ungkap Gustavian.

Baca juga: 4 Inovasi dalam Meningkatkan Produktivitas Padi

Setelah mengumpulkan informasi dan masukan dari para senior di bidang budidaya lele, Gustavian mulai merancang rencana bisnisnya. Ia memulai dengan membangun kolam pembibitan lele dan secara bertahap memperluas bisnisnya ke pembesaran lele.

Sebagai lulusan Manajemen, pendidikan dan ilmu yang dimilikinya sangat membantunya dalam mengelola bisnis ini. Gustavian juga menekankan pentingnya pengalaman dan belajar dari orang lain, terutama dari para pakar dan senior di bidang budidaya lele.

Meskipun awalnya modalnya terbatas, Gustavian terus berusaha membangun bisnisnya dengan tekun dan telaten. Ia berusaha mencari solusi untuk setiap kendala yang dihadapinya, seperti menghadapi kondisi banjir bibit lele dan penyakit yang dapat merusak produksi.

Salah satu keputusan strategis yang diambil oleh Gustavian adalah memfokuskan pada budidaya lele dengan menerapkan pakan pelet. Ia sempat mencoba alternatif pakan seperti daging giling dan bekicot, namun hasilnya kurang memuaskan dan berdampak pada kualitas lele yang dihasilkan.

Gustavian juga menghadapi tantangan dalam merawat bibit lele, terutama dalam menjaga kualitas dan daya tahan bibit saat dipindahkan dari tahap pembibitan ke tahap pembesaran. Ia mengatasi hal ini dengan merancang sistem pendederan yang tepat, termasuk perlindungan dari cuaca ekstrem dan penyakit.

Hingga saat ini, Gustavian telah mencapai kesuksesan yang luar biasa dalam bisnis budidaya lele. Ia memiliki tim yang terdiri dari beberapa orang untuk membantu operasional bisnisnya. Omzet yang diperolehnya mencapai Rp 400-500 juta per bulan, dengan penjualan per kilogram lele di kisaran Rp 19.000.

Gustavian berharap untuk terus mengembangkan bisnis budidaya lelenya dan bahkan bercita-cita untuk memperluas usahanya hingga ke tingkat internasional dengan melibatkan ekspor.

Kisah sukses Gustavian menjadi bukti bahwa dengan tekad, kerja keras, dan pengetahuan yang cukup, siapa pun dapat meraih kesuksesan dalam dunia bisnis, bahkan dalam bidang yang mungkin terlihat tidak biasa seperti budidaya lele.(*)

Diolah dari: Serambinews.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak